MENULIS DAN KAPAN BUKU KITA AKAN TERBIT?


MENULIS DAN KAPAN BUKU KITA AKAN TERBIT?
(Pesan Motivasi dari Edi S. Mulyanta)

Semua harus ditulis. Apa pun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit.
Yang penting, tulis, tulis , dan tulis. Suatu saat pasti berguna
~ Pramoedya Ananta Toer ~


Menjadi seorang penulis akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa manakala penulis tersebut dapat menerbitkan buku dan bukunya itu diterima oleh pasar. Kebanggaan tersendiri jika melihat namanya terpajang di cover buku. Selain kepuasan yang didapat, dari segi finansial juga akan didapatkannya. Untuk melangkah ke penerbitan buku bukan merupakan hal yang mudah, diperlukan dedikasi yang cukup dan kerjasama dengan orang-orang yang berpengalaman di bidang penerbitan. Edi S. Mulyanta S.Si, M.T. seorang Publishing Consultant Andi Publisher berkesempatan berbagi ilmu mengenai Menulis dan Menerbitkan Buku di Penerbit Andi Yogyakarta.

Ternyata pandemi  Covid 19 berdampak juga di dunia penerbitan. Saat ini penerbitan sedang betul-betul diuji ketahanannya, terutama kondisi terkini di outlet penerbitan tutup karena pandemi yang luar biasa mengubah haluan kami secara mendadak. Menurut Beliau saat Ini kondisi sangat berat sekali. Perlu diketahui bahwa hampir 90 % outlet penerbitan sekarang tutup. Kampus dan sekolah tutup semua tidak ada aktivitas. Omzet kami betul-betul turun hingga ke titik nadir. Kami harus berjuang hingga 3 bulan ke depan untuk menanti masa panen di tahun ajaran baru. Semoga pandemi ini cepat berlalu sehingga aktivitas akan berjalan normal kembali.

Namun kondisi tersebut di atas jangan lantas menyurutkan langkah untuk tetap selalu menulis. Sebagai penulis, harus mempunyai kemampuan memahami ciri khas terbitan setiap penerbit. Tentunya bertujuan agar tulisannya sesuai dengan misi penerbit tersebut. Walaupun ada penerbit yang dapat menerbitkan segala tema di setiap terbitannya. Langkah yang harus dilakukan penulis adalah mengirimkan usulan dan proposal terlebih dahulu untuk menjajaki apakah jalur tulisannya sudah sesuai dengan visi dan misi penerbitan belum. Hal ini untuk menghemat waktu dan biaya dalam mempersiapkan tulisannya. Proposal buku akan semakin sempurna, jika penulis telah melakukan proses tulisan bukunya minimal 50% dari rencana keseluruhan. Supaya proses penyelesaian tulisannya tidak terlalu lama. Penerbit biasanya memberikan waktu yang beragam untuk menyelesaikan tulisan tersebut. Banyak penulis yang menebar proposal banyak, akan tetapi finishing tulisannya lambat. Hal ini akan menghambat proses produksi bukunya, sehingga terkadang penerbit akan memilih tulisan yang lebih dahulu selesai. Hal inilah diperlukan manajemen waktu penyelesaian tulisan penulis, supaya dapat segera diproses di penerbitannya.

Strateginya saat menulis proposal, materi buku harus sebagian besar telah tertuliskan baik dalam bentuk draft atau masih outline detail. Sehingga waktu penyelesain dari usulan ke naskah lengkap tidak terlalu lama, untuk mengejar momen. Usulkan beberapa bab yang telah ditulis sebagai tambahan informasi ke penerbit, sehingga penerbit akan tahu gaya tulis penulis tersebut.

Dari sudut pandang penerbit tentu saja mempunyai SOP dalam memilah, memilih tulisan untuk dijadikan komoditas industri, dengan tujuan utama tentunya adalah terbitannya dapat terserap di pasar dengan cepat. Penerbit mempunyai peta pasar yang direkam dari outlet2 nya, sehingga instink penerbitan yang telah lama bergelut di bidangnya akan semakin terasah. Dari melihat judul, outline, dan siapa penulis, terkadang penerbit dapat memproyeksikan pasar buku yang menjadi sasarannya.

Kunci pertama bagi penulis adalah pemilihan judul yang baik, pasar sasaran yang akan dituju, kemudian lakukan sedikit riset pesaing, sehingga dapat dengan gamblang ditawarkan ke penerbit. Apalagi jika  tema yang ditulis tersebut ternyata tema yang baru, perlu tambahan data riset kecil yang tidak gampang untuk mempengaruhi penerbit. Penerbit lebih cenderung mencari tema yang secara data pemasaran sudah ada, sehingga gambling dalam membiayai penerbitannya mempunyai resiko yang semakin kecil untuk tidak terserap di pasar.

Setelah tulisan itu jadi kirimkan ke beberapa penerbit, apabila penulis belum  berpengalaman bekerjasama dengan penerbit. Penerbit akan menyeleksi tulisan, dengan beberapa pertimbangan. Paling banyak porsi pemasaran sebagai pertimbangan utamanya. Berikan sedikit penjelasan pasar sasaran, dengan data-data angka akan lebih menarik.

Proses penerbitan cukup panjang waktunya, dari administrasi penerbitan awal, editing, setting layout, desain cover, dan proses produksi. Tanpa ada antrian proses penerbitan buku memakan waktu antara 2 minggu hingga 1 bulan paling lama. Yang membuat lama adalah proses antrian, baik dari sisi penulis maupun beberapa bagian di penerbitan. Pada proses administrasi penerbitan, yang perlu dipersiapkan adalah: Kelengkapan naskah, dari Judul-Sub Judul, Nama Pengarang, Kata Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab, hingga Sinopsis. Penulis harus jeli melengkapi hal demikian, karena biasanya sebelum lengkap, proses selanjutnya tidak akan dijalankan. Proses editing, akan terbantukan dengan pengetahuan ejaan, pemilihan kata, kalimat, paragraf hingga hirarki bab yang baik dari penulis. Kelemahan penulis biasanya tidak clear saat menentukan hirarki bab, paragraf, kalimat, kata, dan pemilihan fontasi. Editor akan membantu hal tersebut, akan tetapi apabila penulis telah menata dengan baik, maka kerja editor akan lebih fokus ke dalam bagaimana memilih efektifan kalimat, dan struktur bab yang baik. Setting layout juga mempunyai peranan yang penting, karena menentukan ukuran buku, jumlah halaman, dan keindahan halaman per halaman. Titik krusial ada di sini, karena dengan pengaturan halaman yang baik, maka harga buku akan dapat efektif ditentukan. Harga buku yang menarik, akan cukup mempengaruhi pembeli dalam memutuskan akan menikmati buku tersebut atau meninggalkannya.

Desain cover, juga mempunyai peranan strategis dalam sebuah buku. Apalagi tipikal pembeli buku di Indonesia adalah didasarkan dari keindahan dan seberapa menarik cover buku. Tipikal pembaca buku di indonesia adalah, sightseeing, sehingga cover sangat penting sekali dalam pemasaran buku. Setiap penerbit mempunyai data juga bagaimana cover yang menarik, dan terbukti mendongkrak pemasaran. Saat proofing, penulis sebaiknya memberikan beberapa perbaikan ide untuk lebih memperkuat pasar buku yang ditulisnya. Kerjasama yang baik dari penulis, dan pengetahuan data dari penerbit akan dapat menentukan keberhasilan tulisan untuk terserap di pasar. Akan tetapi dari pengalaman kami, tidak ada buku Best Seller yang By Design.  Artinya, banyak buku Best Seller di Indonesia, terkadang karena karunia semata... Jadi jangan takut menawarkan tulisan anda ke penerbit.... karena pada dasarnya penerbit juga trial and error dalam menerbitkan bukunya. Hanya pengalaman, dan intuisi terkadang membantu untuk menghindari kerugian akibat terbitannya tidak laku di pasar.

Demikian sebagian pengetahuan yang disampaikan Edi S. Mulyanta, semoga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai bagaimana proses sebuah tulisan masuk ke penerbitan, semoga gambaran ini dapat mendorong para penulis pemula untuk  memasukkan tulisannya ke penerbit-penerbit di Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAJAR GAYA MOTIVATOR (Pesan Motivasi dari Aris Ahmad Jaya, DVM, MM)

Permainan Tradisional

KIAT SUKSES MENJADI GURU BERPRESTASI (Pesan Motivasi dari Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd)