MENGEMBANGKAN DIRI MELALUI KARYA INOVASI DAN KUALITAS DIRI (Pesan Motivasi dari Tri Agus Cahyono, M.Pd)

MENGEMBANGKAN DIRI MELALUI KARYA INOVASI DAN KUALITAS DIRI
(Pesan Motivasi dari Tri Agus Cahyono, M.Pd)


“Saya rasa jika Anda melakukan sesuatu dan ternyata menghasilkan sesuatu yang ternyata mengangumkan, maka Anda harus mencoba melakukan hal luar biasa lainnya, jangan terpaku terlalu lama. Temukan saja apa hal selanjutnya.”.
Steve Jobs





Tri Agus Cahyono, M.Pd. adalah seoran guru SD yang lahir di Pacitan, 22 Agustus 1982. Beliau mengajar di SDN Belik Tepus, Gunung Kidul, Yogyakarta sekitar 70 km dari rumahnya. Alamat rumahnya adalah Pacitan Jawa Timur. Pendidikan terakhirnya dari Program Pasca Sarjana UNY Jurusan Magister Pendidikan Dasar IPA tahun 2015, melalui beasiswa P2TK Dikdas, lulus dengan predikat cumlaude. Penghargaan yang sudah diraihnya adalah: Guru berdedikasi Daerah Khusus Tk  Nasional tahun 2016, Juara 1 perlombaan Karya Inovasi Pembelajaran Tk Nasional tahun 2016 kategori MIPA, Penghargaan Short Course ke Jepang tahun 2017, Finalis olimpiade Guru Nasional (OGN) Tk Nasional Guru Kelas SD tahun 2018, Finalis Guru Berdedikasi Tk Nasional SD tahun 2019.

Menurut Tri Agus Cahyono, M.Pd pada hakikatnya sebuah karya inovasi adalah puncak dari proses belajar seseorang. Sesuai taksonomi Bloom yang telah  direvisi oleh Krathwool,  menyatakan bahwa ada 6 tahapan berfikir kognitif. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
1.    Mengingat (C1).
2.    Memahami (C2).
3.    Menerapkan (C3).
4.    Menganalisis (C4).
5.    Mengevaluasi (C5).
6.    Menciptakan (C6).

Dalam taksonomi tersebut Karya inovasi adalah sebuah tahapan puncak berfikir. Ketika menginginkan sebuah karya inovasi yang baik, maka tidak boleh melewatkan tahapan-tahapan tersebut. Jangan sampai ingin berinovasi tetapi:
1.    Tidak tahu ilmunya.
2.    Tidak paham maksudnya.
3.    Tidak pernah menggunakan.
4.    Tidak bisa menganalisis bagian-bagiannya.
5.    Tidak bisa menilai kelebihan dan kekurangannya.

Jadi intinya jika ingin menciptakan karya inovasi maka harus belajar menguasai materi keilmuan dari karya tersebut.

Ketika final lomba Karya Inobel yang dinilai bukan sekedar bagaimana karya tersebut atau karya tulisnya tetapi yang paling penting dan lebih utama adalah bagaimana penciptanya/inovatornya yang akan ditelisik oleh dewan juri melalui presentasi dan tanya-jawab. 

Cara untuk belajar meningkatkan kualitas diri dan sekaligus menciptakan sebuah karya inovasi adalah dengan bekerja. Sebagai seorang guru, belajar itu dilakuan pada saat mengajar. Setelah belajar, mengingat, memahaminya, menerapkannya, menganalisisnya, dan pasti mengevaluasinya (kekurangan dan kelebihan). Disitulah rasa ketidak puasan akan muncul. Dan daya cipta sebagai manusia kreatif akan muncul.

Kunci memilih bidang yang akan dibuat inovasinya adalah dengan  berpegang pada “APIK” (mengutip dari Pak Arif Edi).
  • Asli (jangan menjiplak)
  • Perlu (benar-benar dibutuhkan)
  • Inovatif (menemuan baru atau menyempurnakan yang lama)
  • Konsisten (ajeg)
Tri Agus Cahyono, M.Pd memberikan contoh karya inovasinya yang mendapatkan penghargaan inobel 2016. Namanya media "Planetarium Bekam". Media Planetarium Bekam ini dilatarbelakangi tidak maksimalnya globe konvensional sebagai media untuk membelajarkan materi rotasi dan revolusi bumi. Kelemahan globe tadi adalah tidak bisa menampilkan bagaimana gerak semu matahari. Sehingga media ini dirancang dengan ide memasangkan kamera webcam dengan lensa fish eye pada sebuah globe menghubungkannya dengan laptop dan memproyeksikannya melalui LCD monitor yang diarahkan ke langit-langit sehingga seperti membuat sebuah planetarium mini di kelas yang bisa diamati langsung oleh siswa dengan memperagakan gerakan rotasi dan revolusi bumi pada globe.

Kelebihan dari sebuah karya bukanlah dari sifat modern atau tradisionalnya tetapi lebih kepada kebermanfaatan, ide, dan kemudahan untuk digunakan dan direplika oleh orang lain. Meskipun karya berbasis TIK kelihatan lebih keren tetapi sulit untuk ditiru dibuat oleh guru lain atau sulit diaplikasikan di daerah-daerah tertentu maka nilainya akan kurang.

Pendaftaran  Lomba Inobel adalah melalui seleksi karya tulis, maka buat karya tulis secara APIK. Judul yang menarik, segar dan baru, berbeda dari yang lain dan tentu saja harus lolos uji smiliarity maksimal 30% turnitine.  Dan karya  tulisnya yang paling bagus adalah karya pengembangan (Research & design). Namun bisa juga bestpractise.

Kesimpulannya adalah dalam berinovasi jangan memikirkan masalah yang bersumber dari luar seperti lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, dan lain-lain tetapi “FOKUS” pada “KOMPETENSI DIRI” itulah yang akan memudahkan kita menemukan hal-hal atau ide-ide penting yang membantu keberhasilan pembelajaran. Sehingga tidak hanya inobel yang kita dapat, OGN pun akan dapat, Gupres juga akan kita dapat. Jadi tingkatkan kualitas diri untuk karya yang berkualitas.

Demikian tadi pesan motivasi yang disampaikan Tri Agus Cahyono, M.Pd. Semoga kita sebagai guru lebih termotivasi untuk mengebangkan inovasi di dunia pendidikan dan menjadi guru yang benar-benar berkualitas. 







Komentar

  1. keren banget materi semalam dari pak agus, dan membuat saya semankin termotivasi

    BalasHapus
  2. https://www.kompasiana.com/wijayalabs/5e988d1e097f361b6104abf2/gunakan-teknologi-yang-ada-dalam-pembelajaran-modern

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAJAR GAYA MOTIVATOR (Pesan Motivasi dari Aris Ahmad Jaya, DVM, MM)

Permainan Tradisional

KIAT SUKSES MENJADI GURU BERPRESTASI (Pesan Motivasi dari Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd)